PERAWATAN DI
INDUSTRI
Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang dengan baik.
Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu
kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan
atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu
keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada umumnya dilakukan pada
saat mesin tidak beroperasi.
Departemen Perawatan
Departemen perawatan pada umumnya berada
di bawah pengawasan manajer pabrik, yang bertanggung jawab pula untuk program
produksi.
Setiap pengawas pada departemen perawatan
harus bertanggung jawab terhadap aktifitas perawatan, inspeksi, perbaikan,
overhaul dll.
Pengawas adalah orang-orang
yang berpengalaman dan mampu menentukan kapan waktu untuk inspeksi,
overhaul dan sebagainya.
Untuk mencapai keberhasilan program
perawatan, banyak faktor penunjang yang perlu diadakan pada departemen
perawatan.
Dalam kaitan ini, keberadaan engineering sangat
diperlukan untuk menyiapkan dan memberikan sistem pelayanan pada fungsi
perawatan.
Tugas Departemen Perawatan
Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik
agar dapat berfungsi dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin.
Jadi tugas departemen perawatan adalah memberikan pelayanan teknik
yang dibutuhkan untuk keselamatan pengoperasian pabrik.
Pada industri kecil, tugas perawatan dapat dilakukan oleh seorang
operator yang kemampuannya terbatas dalam menangani pekerjaan perawatan
tertentu. Khusus untuk tugas perawatan yang diluar kemampuannya dikerjakan
oleh kontraktor.
1
Sedangkan
untuk industri besar dan kompleks, perlu adanya departemen perawatanyang
didukung oleh sekelompok pekerja yang kemampuannya secara kolektif dapat
menangani semua pekerjaan perawatan di industri.
Pada umumnya, tugas departemen perawatan dibagi dalam 4 (empat)
kelompok :
a. Perawatan dan perbaikan fasilitas pabrik.
b. Pemasangan dan penggantian fasilitas
pabrik.
c. Pengawasan pengoperasian fungsi
pembangkit tenaga dan pelayanan khusus.
d. Beberapa tugas yang diserahkan kepada
departemen perawatan.
a. Perawatan dan perbaikan fasilitas
pabrik:
1. Perawatan pabrik berikut peralatan dan
gedungnya.
2. Pembangunan kembali atau pembaruan
pabrik serta perlengkapannya yang
sudah tua.
b. Pemasangan dan penggantian fasilitas
pabrik :
1. Instalasi peralatan pada pabrik yang
baru.
2. Instalasi pembangkit tenaga: listrik,
air, uap, gas, udara dan tenaga lainnya.
3. Instalasi pada pelayanan khusus: ruang
hampa, gas industri, instalasi pipa
untuk pekerjaan kimia, sistem pembersihan air, sistem udara
tekan, tanda
bahaya kebakarandan lain-lain.
4. Perubahan
atau modifikasi pabrik, peralatan dan gedung.
c. Pengawasan pengoperasian fungsi
pembangkit tenaga dan pelayanan khusus :
1. Ruang operasi ketel, saluran uap
danpembangkit tenaga.
2. Pembangkit
udara tekan dan distribusinya, sistem ventilasi dan pemanas.
d. Beberapa tugas yang diserahkan kepada
departemen perawatan :
1. Pengelolaan suku cadang.
2. Perawatan bangunan fisik pabrik:
jalan-jalan, lantai, atap, pintu, jendela dan
Lain-lain.
3. Sistem pembuangan limbah.
4. Penyelamatan dan pemanfaatan bahan
bekas atau sisa.
5. Pelayanan pemadam kebakaran.
6. Keamanan pabrik.
Cara Perawatan
Perawatan pada umumnya dilakukan dengan
dua cara:
• Perawatan setelah terjadi kerusakan
(Breakdown maintenance)
• Perawatan preventif (preventive maintenance)
2
A. Perawatan setelah terjadi kerusakan.
Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami
kerusakan. Kerusakan pada mesin disebabkan antara lain karena:
1. Proses kerusakan komponen yang tidak
dapat diperkirakan dan tidak dpat dicegah.
2. Kerusakan yang terjadi berangsur-angsur
dan berkurangnya kekuatan komponen karena pemakaian/keausan.
Kejadian ini dapat diatasi dengan adanya
inspeksi yang teratur dan mengetahui cara pencegahannya.
Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan
dilakukan ketika mesin sedang tidak berfungsi dan departemen
menyetujui adanya perbaikan mesin tersebut.
Cara perawatan ini memakan biaya yang
lebih tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar
operator produksi yang menganggu, kemungkinan membayar lembur bagi
tenaga perawatan yang melakukan kerja perbaikan. Perawatan ini merupakan
perawatan yang tidak direncanakan.
B. Perawatan Preventif.
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang
teratur, sehingga kadang-kadang disebutsebagai ”perawatan yang direncanakan”
atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini
adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan kehandalannya.
Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum kerusakan
terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yangtidak
terjadwal.
Pekerjaan perawatan preventif ini
dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan
seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan
mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu
pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan juga
untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.
3
Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mencapai tingkat kesiapan
industri yang maksimum dengan mencegah
kerusakan
dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum
mungkin.
2. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin
untuk mempertahankan produk
yang berkualitas
tinggi.
3. Memperkecil tingkat kerusakan dan
menjaga nama baik industri.
4. Menjamin keselamatan pekerja.
5. menjaga industri pada tingkat efisiensi
produksi yang maksimum.
6. Mencapai semua tujuan tersebut dengan
cara yang sangat ekonomis.
Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif
Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan
preventif adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan,
pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta penyimpanan
suku cadang.
a. Inspeksi.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi
bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan
mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang
beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap
dan lain-lain.
Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen
mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring,
paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena
terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk
diperbaiki dengan segera.
Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi
dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya.
Dengan demikian frekuensi pelaksanaan
inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal
program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
4
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan
menjadi dua macam :
1. Kategori mesin yang penting. Mesin-mesin
dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya produksi
secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang
lama untuk memperbaikinya.
Untuk itu perlu diberikan penekanan yang
lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut.
2. Kategori mesin biasa. Frekuensi
inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
jalannya produksi.
b. Pelumasan.
Komponen-komponen mesin yang bergesekan
seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar
dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang
benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang
diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
c. Perencanaan dan Penjadwalan.
Suatu jadwal program perawatan perlu
disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat
secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan,seperti adanya
jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun,
setiaptahun dan sebagainya.
Suatu contoh: bagan untuk jadwal perawatan
preventif bisa dilihat padagambar 1.
d. Pencatatan dan
Analisis.
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran
pekerjaan perawatan iniadalah:
1. Buku manual operasi.
2. Manual instruksi perawatan.
3. Kartu riwayat mesin.
4. Daftar permintaan suku cadang.
5. Kartu inspeksi.
6. Catatan kegiatan harian.
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain
5
Catatan-catatan ini akan banyak membantu
dalam menentukan perencanaan dankeputusan-keputusan yang akan diambil.

Analisis yang dibuat berdasarkan
catatan-catatan tersebut akan membantu dalam hal:
1. Melakukan pencegahan kerusakan dari pada
memperbaiki kerusakan yang terjadi.
2. Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
3. Menentukan umur mesin.
4. Memperkirakan kerusakan mesin dan
merencanakan untuk memperbaikinya
Sebelum
terjadi kerusakan.
5. Menentukan frekuensi pelaksanaan
inspeksi.
6. Menentukan untuk pembelian mesin yang
lebih baik dan cocok
berdasarkan pengalaman masa lalu.
e. Latihan Bagi Tenaga Perawatan.
Untuk berhasilnya program perawatan
preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang mendasar bagi tenaga
perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan
pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
6
f. Penyimpanan Suku Cadang.
Sistem penyimpanan suku cadang memegang
peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi.
Namun demikian berdasarkan pertimbangan
dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya
suku cadang yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang
yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang
yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber
penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif
Berikut ini adalah beberapa keuntungan
penting dari program perawatan preventif yangdilaksanakan dengan baik.
a. Waktu terhentinya produksi menjadi
berkurang.
b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur
bagi tenaga perawatan.
c. Berkurangnya
waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk
perbaikan.
e. Penggantian suku cadang yang
direncanakan dapat dihemat kebutuhannya,
sehingga
suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu.
f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi
karena berkurangnya kerusakan.
Prosedur Pelaksanaan Perawatan Preventif
Pekerjaan perawatan harus dilakukan
berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang aman dan menguntungkan.
Berikut ini adalah suatu contoh prosedur
yang dapat dipakai untuk melakukan perawatan pada mesin. Perawatan harian dapat
dilakukan oleh operatornya sendiri.
Sebelum mulai bekerja pada mesin,
terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin yang
akan dipakainya.
Untuk pelaksanaan ini, industri
mengeluarkan instruksi yang ditujukan kepada para operator untuk melakukan
perawatan mesin.
Instruksi ini harus ditaati dengan sungguh-sungguh.Sedangkan
pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh tenaga perawatan yang
sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut.
7
Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan
berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya.
Dalam hal ini instruksi pengoperasian
mesin harus diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak
normal atau kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada
tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus
segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.
8
PENINGKATAN JADWAL KERJA PERAWATAN
Program Efisiensi Perawatan
Berikut ini adalah langkah-langkah yang
dapat direalisasikan untuk kelayakan efisiensi perawatan:
a. Pengukuran waktu yang diperlukan untuk
banyaknya pekerjaan.
b. Perencanaan dan penjadwalan: menentukan
jenis pekerjaan dan siapa
yang
melaksanakan (berdasarkan keterampilannya).
c. Penerapan pelatihan (training), metode,
syarat untuk keterampilan,
peralatan, pengetahuan,
lingkungan, dan kelayakan kondisi pekerjaan.
d. Perawatan preventif: dijadwal
sebelumnya atau pekerjaan ulangan.
e. Perawatan korektif: karena lemahnya
komponen yang dirancang untuk
peralatan.
Langkah-langkah di atas saling
berhubungan, dan setiap program mempunyai kekhususan dalam bidangnya tanpa
mengabaikan kepentingan yang lain untuk mencapai tujuan perawatan.
Pengembangan waktu standar yang
benar-benar akurat biasanya terlalu sulit bahkan hampir tidak mungkin, ini
pernyataan yang keliru. Suatu metode penjadwalan yang telah dikembangkan dapat
diterapkan untuk menentukan standar waktu perawatan guna menghasilkan produk
yang relatif lebih cepat dan lebih mudah. Selama masih dalam penelitian,
konsepsi dari waktu rata-rata untuk penyelesaian suatu pekerjaan dalam rentang waktu
tertentu dapat diterima.
Faktor penentu harus berdasarkan pada
contoh yang cukup mewakili dari banyaknya waktu rata-rata yang terpakai.
Kalau hal ini dilakukan,
maka peningkatan dari data tersebut dapat menunjukkan ketelitian yang
tinggi.
Dengan adanya penunjuk waktu, adalah suatu
kebutuhan pokok yang diharapkan menjadi pedoman dan sebagai jaminan dalam
penyelesaian pekerjaan.
Dalam prakteknya, bisa dinyatakan sebagai
bagian (persentase) dan merupakan ukuran pekerjaan yang dilaksanakan pada
waktu yang telah dijadwalkan.
Misalkan, suatu pekerjaan yang
dilaksanakan dalam enam hari seminggu dengan sistem jadwal kerja tiga shift
dapat mencapai 80%, sedangkan jika dilaksanakan dengan sistem satu shift
dapat mencapai 95% dari pekerjaan yangdilaksanakan.
9
Perawatan preventif, merupakan suatu
metode yang efisien dalam penjadwalan pekerjaannya.
Pemantapan program perawatan preventif
dapat mengurangi permasalahan dalam penjadwalan, karena lebih mudahnya
pekerjaan perawatan yang dapai diselesaikan. Perawatan korektif, merupakan
suatu fungsi dalam desain teknik yang menyelidiki tentang bagaimana jalan
keluarnya untuk meningkatkan sistem yang dapat diandalkan dengan menyisihkan
hubungannya yang lemah, dan mengupayakan bagaimana caranya memperpanjang umur
pakai suatu alat.
Aktivitas ini adalah cara yang sangat
membantu dalam mengurangi beban kerja, terutama pada bagian-bagian yang sering
membutuhkan perbaikan.
Latihan, metode, lingkungan, adalah
faktor-faktor pokok untuk meningkatkan kualitas perawatan dengan biaya
yang ekonomis.
Untuk mencapai kualitas perawatan
melaluilangkah-langkah yang baik tidak akan terwujud tanpa adanya keterampilan,
peralatan, lingkungan yang mendukung, perlengkapan yang memadai dan sistem
pengawasannya.
Program latihan yang ditujukan baik bagi
pengawas maupun para operator perlu dilaksanakan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan.
Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Kerja
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan
hambatan pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Menunggu order yang terlalu lama.
2. Mengunjungi suatu tempat untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan.
3. Mengadakan perjalanan yang tidak perlu.
4. Banyaknya perjalanan untuk mengambil
dan mengembalikan alat.
5. Terlalu banyaknya pekerja yang turut
campur tangan pada pekerjaan
Yang
sebenarnya dapat lebih mudah ditangani oleh sedikit pekerja.
6. Menunggu selesainya pekerjaan dari
jenis keterampilan lain.
7. Mencari tempat kerja.
8. Mencoba untuk memperbaiki informasi
yang tidak jelas.
9. Hilangnya waktu karena pembatalan
order.
10.Tidak tersedianya material yang
dibutuhkan.
10
Metode Praktis Dalam Membuat Jadwal Perawatan
Sistem penjadwalan yang baik akan
menunjang kelancaran dalam penyelesaian suatu pekerjaan.
Karena itu jadwal harus dibuat oleh orang
yang cermat dalam mempertimbangkan segala sesuatunya yang berkaitan, karena
tugasnya adalah menyiapkan susunan pekerjaan, menetapkan waktu dan saat penyelesaian,
membuat rencana kerja dan sebagainya.
Dalam hal ini, perlu disusun semua
pekerjaan yang akan dilakukan, kecuali pekerjaanyang terjadi mendadak.
Dengan demikian, secara umum tidak ada
pekerjaan yang dilakukan tanpa dibuat rencananya terlebih dahulu.
Perencana yang dibuat adalah mengenai
informasi seperti nomor order pekerjaan, pemberian kode, nomor mesin, lokasi,
waktu pelaksanaan dan semua kontrol yang menunjukkan waktu. Untuk perbaikan
yang dilakukan mendadak, foreman harus dapat menentukan dengan cepat tentang
apa yang perlu dikerjakan dan dapat dilakukan selama mesin mengalami kemacetan.
Material yang dibutuhkan untuk
pekerjaantersebut sedapat mungkin disiapkan pada lokasi yang terpisah dari
tempat kerja, tetapi memungkinkan persediaannya secara cepat. Sebagai sarana
penunjang dalam pekerjaan perawatan perlu juga disediakan chart (bagan) sebagai
peta perencanaan aktivitas yang biasa digunakan untuk jangka panjang. Chart
yangdipakai ini dapat dipasang pada papan jadwal.
Daftar pada papan jadwal secara visual
harusmudah diperiksa untuk menyediakan tenaga kerjanya. Hal ini juga untuk
memberitahukan kepada perencana proyek atau pengawas sehingga dapat memeriksa
semua pekerjaan dengancepat.
Chart Gantt Banyak jenis chart yang
digunakan di industri, semuanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan dari
berbagai fungsi.
Chart adalah termasuk suatu alat bantu peraga yang dapat memberikan informasi
melalui proses komunikasi.
Chart gantt adalah suatu peta perencanaan
program kerja dalam bentuk grafik blok yang pada mulanya diperkenalkan
oleh seorang sarjana Amerika, Henry L. Gantt (1861-1919).
11
Chart ini dibuat dengan bentuk basis empat
persegi panjang, semua aktivitas pekerjaan yangdirancang diurutkan ke bawah
secara terpisah di sebelah kiri garis vertikal. Sedangkan
untuk penunjukan waktunya diurutkan memanjang dari kiri ke kanan
secara horisontal.
Unit waktu menunjukkan lamanya program kerja yang direncanakan, dan
pada prakteknya biasa ditentukan berdasarkan waktu harian atau mingguan.
Contoh 1. Ilustrasi dari penggunaan chart gantt untuk penjadwalan
pekerjaan overhaul pabrik,disusun sebagai berikut:
Semua aktivitas dari program kerja yang telah disusun dapat dilihat
pada gambar 1.
Dari chart pada gambar 1, dapat diperoleh informasi seperti berikut:
Chart dapat berguna untuk memberi keterangan, namun dalam pemakaiannya tidak
selalu mampu menanggulangi segala persoalan yang timbul.
Dalam chart ini tidak
ditunjukkan secara jelas adanya faktor yang saling ketergantungan dari berbagai
aktivitas yang satudengan lainnya.
Untuk membantu mengatasi keterbatasan tersebut, dapat memungkinkan diterapkan
sistem berangkai guna menghubungkan berbagai aktivitas yang saling berkaitan.
Pemakaian cara yang lebih baik ditunjukkan oleh contoh 2 (gambar 1).

12

Gambar 1. Penggunaan chart Gantt.
Pada contoh 2, banyaknya aktivitas,
lamanya waktu, saat mulai dan selesainya sama sepertiyang diberikan contoh 1,
tetapi kejadian dalam contoh 2 menggunakan sistem perangkai yangditerapkan pada
chart.
Dengan adanya tambahan informasi tersebut,
kini dapat lebih nyata dalam aplikasinya.
• Aktivitas A
harus selesai sebelum aktivitas B dimulai.
• Aktivitas B
harus selesai sebelum aktivitas C dimulai.
• Aktivitas D
harus selesai sebelum aktivitas C dimulai.
• Aktivitas E
harus selesai pada waktu aktivitas C selesai 2/5 bagian.
•
Aktivitas F harus selesai sebelum aktivitas E dimulai, tetapi dalam keadaan
ini terpisah satu minggu antara selesainya
aktivitas F dan mulainya
aktivitas E. Dalam hal ini penyelesaian
untuk aktivitas F tidak sekritis
seperti pada penyelesaian aktivitas A, B, D dan E
.• Aktivitas F dan G harus
dimulai secara bersamaan.
Penyelesaian aktivitas G tidak ditentukan
selama waktunya tidak melebihi masa penyelesaian proyek, yaitu pada akhir
minggu ke-15.Aktivitas A, B dan C masing-masing berjalan secara langsung dan
berurutan membentuk suatu rangkaian aktivitas yang berkesinambungan dari
saat mulai sampai selesainya tugas proyek.
13
Jadi jadwal yang ketat secara penuh harus diikuti oleh ketiga
aktivitas yang sangat dipentingkan, sehingga tidak terjadi pemisahan waktu.
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya perpanjangan waktu dalam
penyelesaian proyek yang telah ditentukan.
Dalam jaringan kerja ini, A, B dan C
dikategorikan sebagai aktivitas yang kritis, oleh karenanya perlu dibuat
jadwal kritisnya. Sedangkan pengaturan jadwal untuk aktivitas D, E, F dan G dapat
dibuat lebih leluasa selama masih dalam batas waktu luangnya.Walaupun contoh 1
dan contoh 2 mempunyai kesamaan aktivitas dan alokasi waktu penyelesaian,
namun dengan adanya perangkaian pada chart (contoh 2) dapat lebih meningkatkan
kemampuan dalam perencanaan atau pengontrolan proyek.
Proyek Perencanaan Sumber Daya
Misalkan suatu proses terdiri dari lima
unit utama yang saling berhubungan, harus dihentikan untuk dilakukan perawatan,
perbaikan dan modifikasi.
Personil yang melakukan pekerjaan ini ditugaskan
dari pusat bagian perawatan, setiap personil hanya dapat melakukan tugas menurut
keahliannya masing-masing.
Personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
adalah:
1 pekerja mekanik
1
pekerja listrik
1 pekerja
instrumen
1 pekerja las
1 pekerja
insulator panas
1 operator
pembersihan kimia
14
Perkiraan alokasi waktu kerja (dalam hari)
dari masing-masing elemen pekerjaan pada tiap unit, dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Dalam penyelesaian pekerjaan, pada tiap
akhir periode ditambah satu hari untuk pemeriksaan semua unit secara
serentak.
Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa :
a. Penyusunan urutan pekerjaan pada tiap
unit dapat saling menunjang.
b. Setiap tugas (elemen pekerjaan), sekali
dimulai dapat berlangsung terus tanpa
terjadi pemisahan,
sehingga akan menghasilkan:
• Waktu yang
optimum untuk penyelesaian pekerjaan (overhaul) termasuk
Dengan melakukan pemeriksaannya.
• Program kerja dapat diterapkan pada tiap
unit.
• Program kerja
untuk tiap unit melibatkan seluruh pekerja yang
bersangkutan.
Prinsip dan prosedur yang sama dapat pula
diterapkan untuk sumber-sumber lainnya, misal dalam pengalokasian peralatan
pabrik seperti :
kompresor, pesawat angkat,
generator dan lain-lain yang biasa digunakan pada setiap tempat.
15
Prosedur dalam mengalokasikan seluruh
pekerjaan perawatan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengkalkulasi waktu kerja total yang
dibutuhkan untuk overhaul pada tiap unit dengancara menjumlahkan waktu dari
masing-masing elemen pekerjaannya.
Unit A : 2 + 2 +
4 + 3 + 2 = 13 hari kerja
Unit B : 2 + 6 +
4 + 4 = 16 hari kerja
Unit C : 2 + 4 +
5 + 3 = 14 hari kerja
Unit D : 3 + 3 +
3 + 2 = 11 hari kerja
Unit E : 1 + 1 +
3 = 5 hari kerja
b. Mengkalkulasikan alokasi
pekerjaan untuk tiap jenis keahlian.
Pekerjaan mekanik 15 hari kerja
Pekerjaan listrik 12 hari kerja
Pekerjaan instrumentasi 13 hari kerja
Pekerjaan las 9 hari kerja
Pekerjaan insulator panas 8 hari kerja
Pembersihan kimia 2 hari kerja
c. Mempertimbangkan kedua hal tersebut di
atas untuk menentukan berapa lama waktu yang akan dibutuhkan.
Dalam perencanaan ini, waktu overhaul yang
dibutuhkan pada unit B adalah 16 hari kerja.
Jumlah waktu kerja dari unit B ini adalah yang
terbanyak, oleh karenanya diambil sebagai dasar dalam menentukan banyaknya
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
Seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan
perlu dilakukan pemeriksaan untuk menjamin kesiapannya, dan untuk ini
diperlukan waktu 1 hari.
Dengan demikian waktu minimum mutlak yang
dibutuhkan untuk penyelesaian seluruh program perawatan tersebut tidak
boleh kurang dari 16 hari + 1 hari (untuk pemeriksaan), jadi = 17 hari.
d. Merencanakan setiap unit pekerjaan pada
blok chart dengan skala yang tepat dan menganalisis urutan pekerjaan yang akan
dilakukan.
16
e. Menyusun program kerja.
Sebagai langkah awal dapat direncanakan
bahwa waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
adalah 17 hari.
Sebenarnya cara ini dilakukan
untuk semua elemen pekerjaan pada unit B yang kritis, dan semua elemen
pekerjaan yang termasuk dalam unit A, C, D dan E harus disesuaikan susunannya
terhadap unit B.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2a.
Kalau pekerjaan tersebut tidak mungkin diselesaikan dalam waktu 17 hari,
maka jangka waktunya harus ditambah sehingga mencapai optimum.
Gambar 2b adalah ilustrasi suatu program
kerja yang lebih memadai dengan jumlah waktu totalnya: 18 hari + 1 hari untuk
pemeriksaan = 19 hari.
Suatu cara pendekatan
dalam penyusunan program (gambar 2b) dapat dilakukan dengan mengatur
beberapa elemen pekerjaan sedemikian rupa tanpa merubah jumlah waktu yang
telah ditentukan pada program dasar.
f.
Dengan informasi yang dikutip dari program kerja, maka jadwal waktu untuk tiap jenis pekerjaan
dapat ditentukan susunannya (Gambar 2c). 

Gambar 2a. Program kerja yang
direncanakan
17
PENERAPAN JADWAL KRITIS
Jadwal kritis adalah suatu metode
perencanaan kerja yang dapat digunakan dalam mengevaluasi dan menyelesaikan
proyek perawatan.
Jadwal kristis dibuat dengan sistem yang
menggunakan diagram hubungan timbal-balik dari berbagai aktivitas yang dapat membantu
dalam penyelesaian pekerjaan. Dengan jadwal kritis ini dapat diketahui
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dinilai lebih penting, dan pekerjaan
mana yang harus mendapat perhatian khusus.
Disamping itu, dengan menerapkan sistem
jadwal kritis dapat ditentukan urutan kejadian yang terkontrol setiap waktu. Istilah-istilah
berikut digunakan dalam menggambar jadwal kritis.
1. Kejadian
: adalah titik dimana operasi di mulai atau selesai dan digambarkan
Dengan
lingkaran kecil.
2. Aktivitas
: menggambarkan kerja aktual yang diselesaikan dan digambarkan
Dengan
sebuah garis yang menunjukkan waktu/tenaga kerja atau jam-mesin yang
dibutuhkan
untuk operasi. Panah pada garis menunjukkan urutan.
3. Waktu
total – T : Lamanya siklus di mana
pekerjaan diselesaikan.
4. Waktu
aktivitas – t : lamanya setiap aktivitas atau operasi.
5. Mulai
paling awal (earliest start) : tes : waktu minimum dari awal siklus,
sebelum
Operasi
tertentu bisa dimulai (karena saling ketergantungan dari operasi).
6. Selesai
paling akhir (latest finish) : tlf : adalah waktu dari awal sampai
operasi
Tertentu mesti diselesaikan agar pekerjaan selesai sesuai target.
7. Mulai
paling akhir (latest start) dari operasi tertentu = tlf – t
8. Selesai
paling cepat (earliest finish) dari operasi tertentu = tes + t
9. Kelonggaran
waktu bebas (free float) dari kejadian tertentu = tlf – tes
10. Jalur
kritis : adalah garis aktivitas di keseluruhan kejadian, dimana tes = tlf .
Penyimpangan pada jalur kritis
mempengaruhi penyelesaian pekerjaan. Jalur kritis ada jejaring ditunjukkan
oleh garis tebal.
18

19

20
Penjelasan : Bergantung pada hubungan antar berbagai operasi proses, jejaring
digambarkan seperti terlihat pada gambar 1.
Waktu/orang optimum atau jam-mesin ditulis
untuk setiap aktivitas pada diagram jejaring.
Garis putus-putus pada diagram (disebut
aktivitas dummy) menunjukkan antar ketergantungan.
Overhaul mesin membutuhkan 56 jam untuk
selesai, seperti yang ditunjukkan pada kejadian terakhir (22 pada diagram).
Simbol berikut digunakan pada diagram yang
merupakan waktu mulai paling cepat
Dan waktu selesai paling akhir .
( ) - earliest start (tes) aktivitas berikutnya.
[ ] – latest finish (tlf ) aktivitas sebelumnya.
Untuk kejadian 21 tlf = 56-6 = (50) jam tes = jalur paling panjang dari
awal hingga kejadian 21.
Ada 5 jalur yang terdapat pada
diagram yaitu:
1. 1-2-3-4-5-10-18-20-21 = 50 jam
2.
1-6-7-8-9-10-18-20-21 = 19 jam
3.
1-2-14-15-16-17-18-20-21 = 45 jam
4.
1-2-14-16-17-18-20-21 = 43 jam
5.
1-11-12-13-16-17-18-20-21 = 41 jam
Jalur pertama adalah jalur yang paling
lama. Lama waktu jalur paling lama ini merupakanwaktu mulai paling awal
kejadian 21, yaitu :
tes = 50 jam
Untuk kejadian 18
tlf = periode target proses yaitu 56
jam – jalur paling panjang dari kejadian 18 hinggakejadian terakhir 22)
Terdapat dua jalur dari kejadian 18 hingga
kejadian 22, yaitu 18-20-21-22 (21 jam) dan18-19-22 (13 jam).
Karenanya tlf = 56-21 = 35 jam
tes = 35 jam
Dengan cara yang sama, tlf dan tes ditentukan
untuk semua kejadian.
21
Kejadian dimana tlf = tes disambung dengan garis tebal yang
merupakan garis kritis dari siklus.
Keuntungan Metode Jalur Kritis
1. Memangkas kelebihan tenaga kerja dan
meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga
kerja,dengan
memanfaatkan waktu bebas.
2. Pengendalian pekerjaan ditingkatkan,
karena perencana bisa mencatat progres
(kemajuan pekerjaan)
dengan memberi warna pada diagram pada setiap langkah,
dan
menggunakan prosedur yang telah diperbaiki untuk keadaan yang tak terlihat
dan
leher botol.
3. Komunikasi lebih baik, karena diagram
memberikan gambaran yang jelas dari
pekerjaan.
4. Data yang dikumpulkan pada pekerjaan
yang berulang di masa lampau tersedia
untuk dipelajari
dan untuk peningkatan di masa yang akan datang.
5. Skedul alternatif (atau siklus) bisa
dievaluasi untuk menentukan skedul yang
optimum.
22
***
Terima Kasih ***
1 komentar:
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Posting Komentar