Kamis, 10 April 2014

komitmen muslim



1.      PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagaimana   telah  diketahui,  bahwa   tujuan   hidup manusia adalah Allah subhanahu wa ta’ala, yang dicapai dengan berusaha selalu mencari keridlaan-Nya melalui perjuangan melaksanakan tugas hidup selaku hamba-Nya.  Di dalam  melaksanakan  tugas hidupnya  dengan  baik  -agar nantinya  mendapat  ridla Allah  manusia harus  memilih Islam sebagai jalan  hidup (way of life),  yang akan  mengantarkannya ke dalam kedamaian,  keselamatan, dan   kebahagiaan  dunia  maupun   akhirat.   Pemilihan alternatif  selain  Islam  sebagai  jalan  hidup   akan merugikan  dirinya,  membawa kesengsaraan, kesesatan, dan kemurkaan Allah. Tidak  semua  agama itu  benar  sebagaimana  didakwakan sementara  orang,  tetapi   hanya   Islam-lah   agama   yang  benar  dan  dapat diuji  akan  kebenarannya.  Pemilihan agama  selain Islam, hanya akan memberikan  angan-angan kosong karena di akhirat akan mendapat kerugian.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar  berada  dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan  amal shalih  dan  nasehat  menasehati supaya mentaati  kebenaran  dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS 103 :1-3,  Al ‘Ashr)
Sebagai konsekuensi logis atas keimanan terhadap Islam, maka seorang yang mengaku beragama Islam harus memiliki rasa  terikat  diri (komitmen) kepada  Islam.  Komitmen tersebut menurut Endang Saifuddin Anshari, MA  meliputi: mengimani,  mengilmui,  mengamalkan, menda’wahkan dan bersabar dalam ber-Islam.
B.     Tujuan Penulisan

1.      Agar kita sebagai seorang muslim memiliki komitmen dalam beragama islam
2.      Menambah pengetahuan tentang pentingnya komitmen dalam beragama.
3.      Menyadari bahawa seorang yang mengaku beragama Islam harus memiliki rasa  terikat  diri (komitmen) kepada  Islam. 

II. PEMBAHASAN

A.    Komitmen  Muslim  Dalam  Mengimani  Islam 

Islam  bermakna  kepatuhan   dan   kerajinan menjalankan  kewajiban  kepada  Allah.  Islam  bermakna memasrahkan diri kepada Allah. Islam bermakna mengorbankan  kebebasan  dan kemerdekaan  diri  sendiri demi  Allah.  Islam bermakna menyerahkan  diri  di bawah kekuasaan kerajaan dan kedaulatan Allah. Seseorang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah adalah seorang muslim, dan seorang yang mempercayakan urusan-urusannya  kepada dirinya sendiri atau kepada  siapapun selain  Allah bukanlah  seorang  muslim.  Mempercayakan segala  urusan kepada Allah berarti menerima  bimbingan Allah   yang  diberikan  melalui Kitab Suci-Nya dan bimbingan  yang diberikan oleh  Rasul-Nya.  Selanjutnya hanya Al Quraan  dan Sunnah Rasul  sajalah  yang  harus diikuti  dalam  setiap masalah kehidupan.
Sekali lagi yang dapat dinamakan seorang muslim hanyalah orang yang rela   mengesampingkan   pemikirannya   sendiri,   adat kebiasaan masyarakat dan dunia serta nasehat-nasehat dari orang lain, selain nasehat dari Allah dan Rasul-Nya. Seorang muslim adalah orang yang  dalam  setiap persoalan  selalu berkonsultasi dengan Kitab Allah  dan kata-kata Rasul-Nya, untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan dan apa yang tidak boleh ia lakukan.  Seorang Muslim  ialah orang yang mau menerima  tanpa  ragu-ragu sedikitpun petunjuk apa saja yang didapatnya dari Allah dan  Rasul-Nya,  dan  menolak  apapun  yang  dilihatnya bertentangan  dengan  petunjuk  Allah  dan   Rasul-Nya, karena  ia  telah  mempercayakan  dirinya   sepenuhnya kepada   Allah.   Dan   tindakan   mempercayakan diri sepenuhnya   kepada Allah  inilah yang  menjadikan seseorang  dapat  disebut seorang  muslim.
Sebaliknya, seseorang tidaklah dapat dinamakan seorang muslim  bila ia  tidak bergantung pada Al Quraan dan  Sunnah  Rasul, tetapi melaksanakan apa yang dikatakan oleh pikirannya sendiri, atau mengikuti apa yang diperbuat oleh nenek moyangnya, atau menyesuaikan diri    dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya dan oleh orang-orang  di dunia pada umumnya, tanpa mencari petunjuk dalam Al Quraan dan Sunnah tentang bagaimana  menangani masalah  urusan-urusannya, atau bila ia tahu  apa  yang diajarkan oleh Al Quraan dan Sunnah tetapi ia keberatan untuk  menurutinya  dengan mengatakan: “Ah,  ini  tidak sesuai dengan akal pikiran saya, karena itu saya  tidak bisa menerimanya”, atau “Karena ajaran Al Quraan  dan Sunnah ini bertentangan dengan ajaran nenek moyang saya, maka  saya  tidak akan mengikutinya”,  atau  “Karena masyarakat  dan  orang-orang  di  seluruh  dunia  tidak menyetujui ajaran Al Quraan dan Sunnah, maka saya juga tidak akan  menyetujuinya”. Orang  yang  berpandangan seperti  ini tidak dapat dinamakan seorang muslim,  dan bila ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim, ia hanyalah seorang pendusta.
Demikianlah,  komitmen  muslim didalam  mengimani  Islam seharusnya  memberi  bekasan yang paling  dalam  kepada seorang manusia yang menganggap dirinya muslim. Pendapat Abul A’la  Maududi di atas tentunya sangat patut kita renungkan. Karena keimanan  yang  benar  adalah keimanan  yang konsekuen di jalan lurus  (shiratal mustaqim).
B.     Hal  Yang Harus Di Lakukan Seorang Muslim Yang Komitmen Terhadap Islam

1.      Mengilmui Islam

Setiap muslim  harus berusaha memperdalam pengetahuannya tentang ajaran agama Islam,  sesuai  dengan kemampuannya,  dan dilakukan sepanjang  hidupnya  (long life  education). Mengilmui  Islam adalah  merupakan  suatu kewajiban dalam  rangka melaksanakan tugas penghambaan kepada Allah dengan cara  yang benar, sesuai tuntunan  Allah  dan Rasul-Nya.
Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 58:11, Al Mujaadilah


2.      Mengamalkan Islam

Setiap  muslim seharusnya memanfaatkan  keimanan  dan pemahamannya tentang  Islam dalam   aktivitas  amal  shalih  sesuai dengan kemampuannya. Perilaku  kesehariannya akan  diwarnai oleh keyakinannya terhadap  Islam.  Iman bukan saja membekas di dalam hati tetapi juga terungkap dalam kehidupannya. Pengetahuannya tentang Islam  tidak berhenti  sebagai  islamologi belaka sebagaimana para orientalis,  namun dinyatakan dalam  kehidupan  sehari-hari.
Ilmu yang  dimiliki  menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya.
Firman Allah:
Dan  katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka  Allah  dan Rasul-Nya   serta   orang-orang  mu’min   akan  melihat pekerjaanmu  itu,  dan kamu  akan  dikembalikan  kepada  (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu  diberitakan-Nya kepada kamu apa yang  telah  kamu kerjakan.    (QS 9:105, At Taubah).

3.      Menda’wahkan Islam

Islam  adalah  agama bagi seluruh umat  manusia,  tidak hanya  untuk ras atau golongan tertentu.  Islam  adalah agama universal. Wajar apabila seorang muslim  memiliki rasa   terikat  diri  untuk  menda’wahkan   Islam   dan menyebarkan agama ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Sudah  seharusnya  bagi  seorang   muslim   untuk menda’wahkan  Islam,  sesuai dengan  kemampuannya, kepada orang  yang  sudah beragama Islam maupun yang belum memeluk Islam (non muslim).

Firman Allah:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”  (QS 41:33, Al Fushshilat)












4.      Sabar Dalam Berislam

Setiap muslim harus bersabar di dalam mengikuti  kebenaran. Sabar berarti  berusaha  untuk  mengatasi  permasalahan  yang dihadapi  dengan tabah lahir dan batin,  serta  diikuti dengan sikap tawakkal kepada Allah Yang Maha Kuasa. Sabar bukan berarti sekedar ‘nrimo’ atau pasrah  dalam menerima  masalah, namun lebih dari itu  juga  memiliki makna  akan adanya usaha (ikhtiyar). Jadi sabar  selain  memiliki pengertian  kepasrahan  (tawakkal)  kepada  Allah,  juga mengandung  makna berusaha untuk mengatasi  permasalahan yang  dihadapi. 
firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu  dan kuatkanlah  kesabaranmu  dan  tetaplah  bersiap   siaga  (diperbatasan  negerimu) dan bertakwalah kepada  Allah, supaya kamu beruntung.  (QS 3:200, Ali ‘Imran).
















PENUTUP
A.    KESIMPULAN

1.      komitmen  muslim didalam  mengimani  Islam seharusnya  memberi  bekasan yang paling  dalam  kepada seorang manusia yang menganggap dirinya muslim. Pendapat Abul A’la  Maududi di atas tentunya sangat patut kita renungkan. Karena keimanan  yang  benar  adalah keimanan  yang konsekuen di jalan lurus  (shiratal mustaqim).
2.      seseorang tidaklah dapat dinamakan seorang muslim  bila ia  tidak bergantung pada Al Quraan dan  Sunnah  Rasul, tetapi melaksanakan apa yang dikatakan oleh pikirannya sendiri.

B.     SARAN

Sebagai seorang muslim kita harus selalu berkomitmen dalam islam dan berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunah Rasulullah.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Nur Arifin Visit Original Post Cinta Islam